Selama menyelesaikan tugas akhir dari Blogspedia Coaching, aku tertarik dengan satu komunitas menulis yang sedang membuka pendaftaran challenge menulis di blog setiap hari satu postingan selama 40 hari, Komunitas One Day One Post untuk batch 9. Nah apa saja ceritaku? Simak sampai akhir ya.
Tentang One Day One Post (ODOP)
Komunitas One Day One Post atau yang lebih dikenal dengan komunitas ODOP adalah komunitas menulis yang memiliki tantangan menulis satu hari satu postingan selama rentang waktu tertentu.
Komunitas menulis ini digagas oleh seorang guru blogger, pebisnis online dan pengasuh di sekolah sosial Rumah Muda Indonesia, bernama Syaiful Hadi yang lebih akrab disapa dengan nama Bang Syaiha.
Sebelumnya, beliau aktif menulis di Kompasiana. Akan tetapi saat server kompasiana melambat, akhirnya beliau memilih untuk menulis di blog pribadi yang trafficnya tidak sebesar kompasiana. Oleh karena itu, beliau membutuhkan support sesama blogger. Nah, inilah cikal bakal dari komunitas menulis yang pada akhirnya resmi diberi nama One Day One Post pada tahun 2015.
Visi Misi ODOP
Saat penyampaian materi perkenalan Komunitas ODOP oleh ketua ODOP generasi I, Heru Sang Amurwabumi tentang visi misi komunitas ODOP antara lain:
Visi Komunitas One Day One Post:
Menjadi komunitas penulis terbesar (dalam prestasi) di Indoneisa
Misi Komunitas One Day One Post:
- Menumbuhkan minat baca tulis, sebagai salah satu sumbangsih kepada dunia literasi tanah air
- Mencetak penulis ideal tanpa mengedepankan unsur materi/bisnis dalam proses belajar
Alasan Mengikuti Komunitas ODOP
Saat seseorang memutuskan untuk berkomunitas, aku yakin selalu ada motivasi atau niat di baliknya. Ya mungkin barangkali bisa ketemu jodoh, ya? *dikeplak. Bukan, hal tersebut sama sekali tak pernah terlintas di bayanganku saat memutuskan untuk mendaftar.
1. Menyalurkan hobi menulis
Sebelumnya aku sudah menuliskan tentang alasan mengapa aku menulis di blog. Saat seseorang menulis, aku yakin setiap indra
Nah, saat komunitas ini membuka pendaftaran, lagi-lagi aku mendapatkan racun dari teman juru kunci di Komunitas Gerakan One Week One Book. Kak Novia yang lagi-lagi alumni batch sebelumnya mengingatkan ada tantangan yang lebih seru dan cocok untuk membantu mengisi konten di blog.
2. Melatih konsistensi dalam menulis di blog
Selain hobi menulis, aku juga ingin menjadi orang yang bermanfaat dengan menyebarkan tulisanku via blog ini. Untuk memaksimalkannya, maka blog ini harus konsisten untuk terus diisi konten,
Nah, masalahku ada pada konsistensi menulis. Betapa banyak hal distraksi pada dunia nyata yang membuatku teralihkan dari kegiatan menulis, utamanya menulis di blog.
Aku yakin masih harus banyak latihan untuk menambah jam terbang. Aku berpikir butuh dengan suatu latihan agar bisa konsisten menulis setelah membuat content plan, maka aku dengan kesadaran penuh memilih untuk mengikuti challenge pada komunitas One Day One Post ini.
3. Untuk investasi di masa depan
Seperti keinginanku untuk menebar manfaat lewat tulisan. Aku ingin saat meninggal dunia nanti ada sesuatu yang tertinggal dan bisa bermanfaat. Seperti kutipan berikut yang menancap di kepalaku.
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian" - Pramoedya Ananta Toer
Seperti menulis, kita akan meninggalkan jejak di setiap tempat kita melangkah. Ya kalau itu saat kita mau melangkah sih. Kalau berdiam juga mana bisa ada jejaknya kan? Hehe. Oleh karena itu, bismillah, melangkahkan kaki ke luar zona nyaman, mengikuti tantangan menulis di blog selama 40 hari.
3. Untuk menyambung silaturahmi dengan blogger lainnya
Bagiku, tujuan untuk berkomunitas adalah berjejaring, bersilaturahmi yang tentu memiliki segudang manfaatnya mulai dari belajar hingga berkolaborasi. Hal yang sama ingin kudapatkan saat memutuskana untuk mendaftar bergabung di komunitas menulis ini.
Sambil menyelam minum air lah ya. Sambil setoran challenge komunitas, aku bisa latihan konsisten menulis di blog sekaligus berjejaring dengan blogger lainnya.
Bismillah, semoga bisa istikamah alias konsisten dalam menulis di blog.
Post a Comment
Post a Comment