Mengenal tulisan nonfiksi ini merupakan materi di komunitas One Day One Post yang ke-berapa ya? Aku agak lupa. Akibat perkuliahan daring sudah masuk, jadi kurang optimal untuk mengikuti kelas, huhuhu. Untuk materinya sebisa mungkin aku akan tulis di blog sih, sebagai catatan usai mengikuti sebuah kelas.
Nah untuk materi kece kali ini. Sila disimak sampai akhir yaa.
A. Mengenal Teks Nonfiksi
Menurut KBBI, nonfiksi memiliki arti yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan sebagainya). Jadi tulisan nonfiksi merupakan tulisan yang disusun berdsarkan fakta dan kenyataan.
Jenis Tulisan Nonfiksi
1. Nonfiksi murni
2. Nonfiksi kreatif
Untuk jenis nonfiksi ini seperti artikel populer, jurnalisme sastra, catatan dokumenter, buku populer.
Setelah itu kak Saki memberikan berbagai jenis tulisan untuk dibedah masuk jenis nonfiksi apa untuk masing-masing tulisan. Seru sekali setiap kelas yang diampu kak Saki.
Cara Menyusun Tulisan Nonfiksi
Setelah tahu dan bisa mengidentifikasi jenis tulisan nonfiksi, kalian yang sudah biasa nulis nonfiksi langkahnya gimana sih? Apa langsung ditulis aja, setelah ide lewat di kepala? Nah, berikut langkah dari kak Saki:
1. Tentukan Tema
Tema di sini merupakan pokok bahasan yang ingin disampaikan melalui tulisan
2. Rumusan Tujuan Jelas
Hal ini penting untuk mempengaruhi gaya bahasa dan mengumpulkan data.
3. Riset Data
Menulis nonfiksi harus bisa dipertanggungjawabkan kebenaran datanya. Tulisan nonfiksi tidak boleh berisi khayalan, imajinasi, apalagi hasil ngelamun ya. Maka riset menjadi sangat penting. Usahakan untuk hanya menggunakan data valid, dari sumber terpercaya. Jangan 'katanya... Katanya.." Ini bahaya.
Hati-hati ketika menulis nonfiksi, jangan abaikan kekuatan data. Karena isi tulisan kita harus bisa dipertanggungjawabkan.
4. Membuat Kerangka
Kerangka yang dibuat harus minimal, rencana urutan isi tulisan harus adil. Cara ini penting dilakukan biar tidak ada pembahasan yang berulang-ulang dalam satu tulisan.
5. Menyusun Paragraf
Kesalahan Umum Dalam Penulisan Nonfiksi
Kesalahan umum yang sering menjadi masalah dalam penulisan nonfiksi selain data adalah sebagai berikut:
1. Tipografi
Tipografi atau yang sering dikatakan sebagai typo merupakan kesalahan seperti salah ketik, salah huruf, salah tanda baca.
2. Singkatan
Tak jarang karena terbiasa mengirim pesan menggunakan singkatan, maka saat kita menulis pun menyingkatnya. seperti:
- yang disingkat yg,
- dengan disingkat dg.
3. Tanda Baca
- Setelah tanda titik, koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, gunakan spasi
- Setelah tanda petik dua, tada kurung bagian depan tidak perlu spasi
4. Kata Tugas
Gunakan kata tugas yang tepat dalam kalimat atau antar kalimat:
- preposisi (kata depan)
- konjungsi (kata sambung)
- artikula (kata sandang)
- interjeksi (kata seruan)
- partikel (penegas)
B. Beberapa Cara Seputar Penulisan Nonfiksi
1. Cara Mengurangi Kesalahan Penulisan Nonfiksi
Ada cara rahasia yang bisa berguna banget buat ngurangi typo/salah ketik, antara lain:
- Biasakan untuk mengetik percakapan tanpa singkatan.
- Belajar PUEBI dan buka KBBI jangan malas, ya.
2. Cara Agar Tulisan Nonfiksi Tidak Membosankan
Selanjutnya cara biar tulisan nonfiksi tidak membosankan, sebagai berikut:
a. Buat kerangka dulu, ini penting biar nggak ada pembahasan yang berulang-ulang dalam satu tulisan.
b. Setelah nulis, coba baca sendiri sebelum di-publish. Standar minimalnya diri sendiri aja dulu. Seneng nggak bacanya? Puas atau cepet bosen? Apa yang perlu dikurangi/tambahi?
c. Banyak baca referensi, tulisannya pasti jadi "kaya", nggak bikin bosen lagi. Termasuk pemilihan diksi, ini justru penting.
Kita nggak perlu pakai diksi yang sulit dipahami. Justru kalimat sederhana yang bisa menyampaikan pesan utama kepada oembaca itu lebih disukai. Percuma pakai istilah ilmiah, tapi bikin bingung pembaca, kan kasihan.
Kecuali untuk karya ilmiah yang memang menuntut demikian, ya. Biasanya kalau bahasa jurnal/karya ilmiah mesti pakai bahasa sesuai bidangnya.
Post a Comment
Post a Comment