Setelah beberapa waktu yang lalu mengikuti talkshow Mewujudkan Indonesia Sehat dan Bebas Kusta. Kali ini aku mengikuti talkshow Yuk Cegah Disabilitas Karena Kusta.
Talkshow ini berlangsung di Youtube Berita KBR. Lagi-lagi aku mendapat informasi tentang acara edukatif ini melalui komunitas 1Minggu1Cerita.
1. Dr. dr. Sri Linuwih Susetyo, SpKK(K).
Beliau merupakan ketua Kelompok Studi Morbus Hansen (Kusta) Indonesia PERDOSKI.
2. Dulamin
Beliau merupakan ketua Kelompok Perawatan Diri (KPD) Kecamatan Astanajapura, Cirebon.
Benarkah Kusta Menyebabkan Disabilitas?
Kusta merupakan salah satu penyakit tropis terabaikan yang masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia. Penyakit Kusta ini bisa disembuhkan.
Akan tetapi jika penyintas kusta tidak segera diobati dan luka tidak segera ditangani, maka mereka berisiko mengalami disabilitas. Akibatnya kualitas hidup mereka juga akan berpotensi menurun, terlebih stigma kusta masih ada di masyarakat.
Nah, pada tahun 2017 angka disabilitas kusta masih cukup tinggi. Yakni 6,6/1 juta penduduk Indonesia. Padahal pemerintah telah menetapkan target angka disabilitas kusta kurang dari 1/1 juta penduduk.
Hal ini menunjukan adanya keterlambatan penanganan dan penemuan kasus kusta.
Cara Mencegah Disabilitas Karena Kusta
Penyakit Kusta ini memang erat kaitannya dengan disabilitas. Meski masih banyak stigma negatif yang beredar di kalangan masyarakat yang tak sepenuhnya benar.
Penyakit Kusta memang cenderung bisa menyebabkan disabilitas bagi para penyintas. Akan tetapi bila sudah dideteksi sejak dini bisa ditangani dan dicegah.
1. Kenali Gejala Penyakit Kusta
Lagi-lagi kita wajib perhatian penuh nih sama gejala penyakit Kusta ini.
Kuman penyebab kusta ini bisa menyerang syaraf. Nah syaraf sendiri ada tiga jenis:
a.. Mati rasa
ketika dia mengalami mati rasa, seringkali ada luka maka tidak dirasa, sehingga diabaikan. Akan tetapi luka ini akan berlanjut terus sehingga menyebabkan kerusakan jaringan yang lain termasuk tulang.
b. Kelumpuhan
Kelumpuhan ini lebih ke otot atau motoriknya. Lumpuh ini bisa lumpuh layu atau lumpuh yang kaku. Inilah menyebabkan gangguan.
c. Kekeringan kulit
Saat penyintas terkena kuman ini selalu menyerang sarafnya. Setelah itu baru bagian lainnya termasuk kulit.
Hampir seluruhnya kuman kusta ini utamanya bersarang di saraf. Nah, karena penyakit ini tidak disadari karena mati rasa tadi. Yah kan nggak sakit, ngapain?
"Gejala awal itu timbulnya bercak bisa putih atau merah, dan mati rasa. Gejala awal ini yang harus diwaspadai. Kusta atau bukan? Dan harus dibuktikan dulu kusta atau tidak." Dr. dr. Sri Linuwih Susetyo, SpKK(K).
2. Pengobatan Rutin
Penularan kusta ini antar manusia. Jika ada satu orang yang terkena, maka yang sering kontak langsung dengannya pasti akan tertular. Akan tetapi, saat orang tersebut sigap langsung mengobati secara rutin, maka akan mencegah disabilitas yang diakibatkan kusta.
3. Perawatan Diri
Dulamin yang merupakan Ketua KPD (Kelompok Perawatan Diri) menceritakan bahwa dirinya terkena kusta pada usia 35 tahun. Untuk penyembuhan tersendiri, beliau memakan waktu satu tahun.
Untuk bisa benar-benar mencegah disabilitas ini memang harus rutin melakukan perawatan diri mengonsumsi obat sebelum lukanya merambah ke jaringan lain. Dulamin menambahkan bahwa dalam waktu satu tahun itu, dia rutin tanpa lepas 1 hari pun.
Berantas Stigma Masyarakat Terhadap Penyakit Kusta
Kembali lagi kepada PR dan tugas besar bersama bagi penduduk Indonesia, terutama yang mengikuti talkshow berita KBR ini. PR besar ini merupakan tanggung jawab bersama dan kerja bareng dari berbagai pihak, terutama warga masyarakat.
Stigma yang lagi-lagi tidak mengenakkan bagi penyandang penyakit kusta ini membuat pikiran negatif bagi dirinya sendiri. Sehingga yang ada malah pesimisme dan energi negatif.
Yuk, cegah disabilitas pada pasien kusta! Untuk menuju Indonesia bebas kusta!
Post a Comment
Post a Comment